Alergi makanan adalah reaksi sistem imun terhadap protein tertentu dalam makanan yang biasanya tidak berbahaya. Bagi banyak orang, terutama bayi dan anak-anak kecil, alergi terhadap susu sapi (Cow's Milk Protein Allergy/CMPA) adalah yang paling umum. Namun, seringkali orang tua dan penderita juga dihadapkan pada tantangan ganda ketika terjadi alergi silang atau reaksi terhadap protein kedelai (soya).
Susu sapi dan soya seringkali menjadi alternatif pertama ketika CMPA terdeteksi. Sayangnya, sekitar 10-15% anak yang alergi terhadap protein susu sapi juga menunjukkan reaksi terhadap protein soya. Ini menimbulkan tantangan signifikan dalam memilih nutrisi pengganti yang aman dan lengkap.
Alergi protein susu sapi disebabkan oleh reaksi terhadap kasein atau whey. Sementara itu, alergi soya disebabkan oleh protein kedelai. Meskipun berbeda secara struktur, dalam sistem pencernaan yang sensitif, reaksi imun dapat terjadi pada beberapa jenis protein sekaligus. Diagnosis ganda ini menuntut kehati-hatian ekstra karena banyak produk olahan makanan menggunakan kombinasi susu dan soya.
Ketika kedua sumber protein utama ini harus dihindari, pemenuhan kebutuhan gizi, terutama kalsium, Vitamin D, dan protein berkualitas tinggi, menjadi prioritas utama. Mengandalkan hanya pada satu jenis susu formula atau minuman nabati saja mungkin tidak cukup jika anak membutuhkan nutrisi yang lebih kompleks.
Setelah menginjak usia satu tahun (untuk anak-anak) atau ketika beralih ke minuman non-formula (untuk dewasa), pemilihan minuman nabati harus dilakukan dengan cermat, terutama jika Anda sudah mengetahui adanya susu alergi susu sapi dan soya.
Beberapa alternatif yang sering direkomendasikan, namun tetap harus dikonsultasikan dengan dokter:
Penting untuk selalu memeriksa label. Soya seringkali tersembunyi dalam bentuk lesitin soya (E322) atau ekstrak protein nabati lainnya. Jika Anda mencari solusi jangka panjang untuk memastikan pertumbuhan optimal anak, konsultasi rutin dengan ahli gizi pediatrik adalah langkah yang tidak boleh dilewatkan.