Ilustrasi: Kebutuhan nutrisi khusus bayi.
Alergi susu sapi (ASS) adalah salah satu masalah kesehatan paling umum yang dihadapi orang tua saat memilih nutrisi untuk bayi mereka. ASS terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bayi bereaksi berlebihan terhadap protein yang terkandung dalam susu sapi. Reaksi ini bisa bervariasi dari gejala ringan seperti ruam kulit dan masalah pencernaan, hingga reaksi yang lebih serius.
Memilih nutrisi yang tepat sangat krusial untuk pertumbuhan optimal bayi. Ketika bayi didiagnosis menderita alergi susu, langkah pertama yang sering disarankan oleh dokter adalah mengganti susu formula biasa dengan susu formula anti alergi. Formula ini dirancang secara khusus untuk meminimalkan risiko pemicu alergi.
Tidak semua susu formula anti alergi diciptakan sama. Terdapat beberapa kategori utama, tergantung pada tingkat keparahan alergi dan rekomendasi medis:
Ini adalah jenis formula anti alergi yang paling umum digunakan. Protein susu sapi dipecah menjadi fragmen-fragmen yang sangat kecil (peptida) sehingga sistem imun bayi tidak lagi mengenalinya sebagai alergen. Formula ini cocok untuk sebagian besar kasus alergi ringan hingga sedang.
Formula jenis ini adalah yang paling hipoalergenik. Semua protein telah dipecah total menjadi asam amino tunggal, blok bangunan protein terkecil. AAF direkomendasikan untuk bayi dengan alergi susu sapi yang parah, intoleransi multipel protein makanan, atau kondisi medis kompleks lainnya.
Meskipun populer, formula kedelai tidak selalu menjadi pilihan utama sebagai susu formula anti alergi primer. Sekitar 30-50% bayi yang alergi terhadap susu sapi juga bisa menunjukkan reaksi terhadap protein kedelai. Oleh karena itu, penggunaannya harus berdasarkan anjuran dokter anak.
Indikasi utama penggunaan susu formula anti alergi adalah ketika bayi menunjukkan gejala alergi yang jelas setelah mengonsumsi susu sapi. Gejala-gejala tersebut meliputi:
Penting untuk diingat bahwa intoleransi laktosa berbeda dengan alergi susu. Intoleransi laktosa melibatkan kesulitan mencerna gula laktosa, sedangkan alergi melibatkan reaksi sistem imun terhadap protein. Susu formula anti alergi berfokus pada protein, bukan laktosa.
Keputusan mengganti ke susu formula anti alergi harus selalu didiskusikan dengan dokter spesialis anak atau ahli gizi. Dokter akan membantu menentukan formula mana (eHF atau AAF) yang paling sesuai dengan kondisi spesifik bayi Anda. Proses transisi harus dilakukan secara bertahap untuk memberi waktu pada sistem pencernaan bayi beradaptasi.
Perlu kesabaran, karena mungkin dibutuhkan waktu beberapa minggu untuk melihat perbaikan gejala yang signifikan setelah beralih ke formula baru. Jangan menyerah terlalu cepat, namun selalu pantau respons bayi Anda. Formula ini memastikan bahwa bayi mendapatkan semua nutrisi penting yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya tanpa memicu respons alergi yang mengganggu kenyamanan dan kesehatannya.
Meskipun harganya cenderung lebih tinggi, investasi pada susu formula anti alergi yang tepat adalah kunci untuk memastikan bayi Anda dapat melalui masa-masa pertumbuhan awal dengan nyaman dan bebas dari ketidaknyamanan alergi.