Dalam dunia restorasi gigi, terutama yang melibatkan tambalan amalgam, tahap akhir pengerjaan memegang peranan yang sangat vital. Setelah penempatan dan kondensasi material amalgam selesai, langkah selanjutnya yang tidak boleh diabaikan adalah pemolesan. Proses pemolesan ini dilakukan menggunakan serangkaian bur poles amalgam yang dirancang khusus untuk menciptakan permukaan yang halus, tahan lama, dan estetis.
Amalgam, meskipun popularitasnya mulai menurun seiring perkembangan material komposit, masih digunakan dalam beberapa kasus karena keunggulannya dalam hal kekuatan dan biaya. Namun, tanpa pemolesan yang tepat, permukaan amalgam akan cenderung kasar, yang berpotensi menjadi tempat penumpukan plak dan risiko karies sekunder.
Penggunaan bur poles amalgam bukan sekadar sentuhan akhir kosmetik; ini adalah prosedur fungsional yang secara signifikan meningkatkan kualitas restorasi. Permukaan amalgam yang tidak dipoles dengan baik memiliki mikro-retensi yang dapat menarik bakteri, menyebabkan pewarnaan, dan yang lebih serius, menyebabkan keausan oklusal yang tidak merata.
Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa tahapan ini esensial:
Pemolesan amalgam umumnya dilakukan secara bertahap, mulai dari finishing (menghilangkan kelebihan materi dan meratakan kontur) hingga polishing (menghaluskan permukaan akhir). Berbagai jenis bur poles amalgam digunakan sesuai dengan tahapan yang diinginkan:
Pada tahap ini, fokusnya adalah menghilangkan tonjolan besar dan menyesuaikan oklusi. Bur yang digunakan biasanya memiliki tingkat kekasaran sedang. Contohnya adalah bur karbida dengan banyak alur (multi-fluted burs) atau bur berlian dengan butiran kasar.
Setelah kontur sudah benar, bur yang lebih halus digunakan. Bur ini dirancang untuk menciptakan permukaan akhir yang sangat halus. Ini seringkali melibatkan penggunaan cup atau point karet yang diresapi dengan bahan abrasif halus (seperti alumina atau silikon karbida) yang diputar pada kecepatan rendah hingga sedang.
Penting untuk dicatat bahwa kecepatan putaran (RPM) harus dijaga dalam batas yang direkomendasikan oleh produsen bur. Putaran yang terlalu cepat dapat menghasilkan panas berlebih, yang dapat merusak pulpa gigi di bawah tambalan.
Keberhasilan pemolesan bur poles amalgam sangat bergantung pada teknik yang diterapkan oleh dokter gigi atau asisten. Prosedur ini memerlukan ketelitian dan kesabaran.
Pemilihan bur poles amalgam yang tepat—mulai dari material hingga bentuknya—adalah jaminan bahwa restorasi amalgam akan berfungsi optimal dalam jangka panjang, memberikan kenyamanan bagi pasien dan mempertahankan integritas gigi yang direstorasi.