Peran Vital Amar Makruf Nahi Mungkar

Dalam ajaran Islam, terdapat sebuah konsep fundamental yang menjadi pilar utama dalam menjaga keberlangsungan moralitas dan ketertiban sosial, yaitu Amar Makruf Nahi Mungkar. Frasa Arab ini secara harfiah berarti "menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran." Konsep ini bukan sekadar anjuran, melainkan sebuah kewajiban kolektif (fardhu kifayah) bagi umat Islam untuk aktif terlibat dalam upaya perbaikan masyarakat.

Landasan Filosofis dan Hadits

Kewajiban ini bersumber langsung dari Al-Qur'an dan diperkuat melalui berbagai hadits Rasulullah SAW. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan di mana kebajikan dipromosikan dan perbuatan dosa ditekan seminimal mungkin. Ketika masyarakat apatis terhadap kemaksiatan yang terjadi di sekitarnya, kerusakan moral akan merajalela tanpa ada yang berani mencegahnya.

Salah satu hadits yang paling sering dikutip mengenai hal ini adalah:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ حَقٍّ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ." (رواه الترمذي وأبو داود وابن ماجه)

Artinya: "Sebaik-baik jihad adalah mengucapkan kalimat kebenaran di hadapan penguasa yang zalim." (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).

Hadits ini menekankan bahwa keberanian dalam menyuarakan kebenaran, bahkan ketika menghadapi otoritas yang menindas, merupakan bentuk jihad tertinggi. Ini menunjukkan bahwa nahi mungkar tidak selalu tentang kekerasan fisik, namun seringkali dimulai dengan kekuatan lisan dan ketegasan prinsip.

Tingkatan Pelaksanaan Amar Makruf Nahi Mungkar

Pelaksanaan amar makruf nahi mungkar harus dilakukan dengan bijaksana dan bertahap. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa cara berdakwah dan mencegah kemungkaran harus sesuai dengan kapasitas dan situasi. Terdapat tiga tingkatan utama yang harus dipahami:

  1. Dengan Tangan (Fisik): Ini adalah tingkatan tertinggi, di mana seseorang memiliki otoritas atau kemampuan untuk secara langsung menghentikan kemaksiatan (misalnya, petugas keamanan atau pemerintah yang menegakkan hukum syariat).
  2. Dengan Lisan (Ucapan): Jika tidak mampu dengan tangan, maka wajib menggunakan lisan untuk menasihati, mengingatkan, dan menjelaskan keburukan perbuatan tersebut. Ini adalah ranah dakwah umum dan nasihat pribadi.
  3. Dengan Hati (Keyakinan): Jika seseorang tidak mampu melakukan dua hal di atas (misalnya, karena lemahnya kekuasaan atau karena takut akan bahaya yang lebih besar), maka ia wajib mengingkari kemungkaran tersebut di dalam hatinya. Ini menunjukkan bahwa kebencian terhadap kemaksiatan harus tetap tertanam kuat dalam keyakinan seorang Muslim.

Sebuah hadits lain dari Muslim menegaskan urgensi ini:

"Demi Allah, sungguh kalian harus melakukan amar makruf nahi mungkar, atau Allah akan mengirimkan siksaan kepada kalian, kemudian kalian berdoa tetapi doa kalian tidak dikabulkan."

Ancaman ini menggarisbawahi bahwa pengabaian terhadap kewajiban ini akan membawa dampak buruk kolektif, tidak hanya pada individu yang melakukan maksiat, tetapi juga pada seluruh komunitas yang berdiam diri.

Konteks Modern dan Sikap Moderat

Dalam konteks kehidupan modern yang kompleks, pelaksanaan nahi mungkar sering kali menuai perdebatan mengenai batasannya. Penting untuk diingat bahwa amar makruf nahi mungkar harus selalu didasari oleh hikmah (kebijaksanaan), maw'izah hasanah (nasihat yang baik), dan dialog yang santun, sebagaimana diperintahkan dalam Al-Qur'an.

Tujuan utamanya bukanlah untuk menghakimi atau menghukum manusia, melainkan untuk menyelamatkan mereka dari perbuatan yang merusak diri sendiri dan tatanan sosial. Jika penegakan kebaikan justru menimbulkan fitnah (kekacauan sosial) yang lebih besar daripada kemaksiatan yang dicegah, maka seorang Muslim harus menahan diri dan memilih tingkatan yang lebih rendah, yaitu mengingkari dengan hati atau menasihati dengan cara yang paling lembut.

Oleh karena itu, memahami hadits seputar amar makruf nahi mungkar menuntut seorang Muslim untuk menjadi agen perubahan yang aktif, berani, namun tetap berpegang teguh pada prinsip keadilan dan kelembutan dalam setiap tindakannya demi menjaga kemaslahatan bersama.

🏠 Homepage