Air minum dalam kemasan (AMDK) telah menjadi bagian integral dari kehidupan modern. Kepraktisan yang ditawarkan membuat air minum mudah diakses di mana saja. Namun, tahukah Anda bahwa tidak semua air dalam kemasan memiliki sumber dan proses pengolahan yang sama? Memahami berbagai jenis AMDK sangat penting untuk membuat pilihan yang tepat sesuai kebutuhan hidrasi dan kesehatan Anda.
Air mineral adalah salah satu jenis AMDK yang paling umum. Air ini berasal dari sumber air alami, seperti mata air atau sumur dalam, dan mengandung mineral alami yang terlarut di dalamnya. Kandungan mineral ini—seperti kalsium, magnesium, dan kalium—tidak ditambahkan, melainkan sudah ada sejak air tersebut berasal dari alam.
Proses pengolahan air mineral biasanya minimal, hanya mencakup penyaringan dan sterilisasi (seperti ozonisasi atau pemanasan) untuk memastikan keamanannya tanpa menghilangkan kandungan mineral aslinya. Karena kandungan mineralnya, air ini sering dianggap lebih baik dalam hal elektrolit alami.
Air pegunungan mirip dengan air mineral karena juga berasal dari sumber air bawah tanah. Perbedaannya sering kali terletak pada asal sumbernya. Air pegunungan diambil dari lapisan geologis tertentu yang terlindungi di bawah permukaan tanah.
Meskipun seringkali memiliki rasa yang sangat segar, kandungan mineral dalam air pegunungan mungkin bervariasi tergantung kedalaman dan formasi batuan di sumbernya. Standar kualitasnya pun diatur untuk memastikan kemurniannya terjamin saat sampai ke konsumen.
Air murni adalah air yang telah melalui proses pemurnian ekstensif untuk menghilangkan semua zat terlarut, termasuk mineral, ion, dan kontaminan lainnya. Proses pemurnian yang sering digunakan meliputi osmosis terbalik (reverse osmosis/RO) dan deionisasi.
Hasilnya adalah air dengan tingkat kemurnian sangat tinggi, hampir mendekati H2O murni. Karena hampir tidak mengandung mineral, air ini sering menjadi pilihan bagi mereka yang sedang menjalani diet rendah mineral atau yang membutuhkan air dengan komposisi kimia yang sangat terkontrol. Beberapa produsen mungkin menambahkan sedikit mineral kembali setelah proses pemurnian untuk meningkatkan rasa, yang dikenal sebagai *mineralized water*.
Air demineralisasi adalah air yang telah semua mineralnya (baik alami maupun tambahan) dihilangkan melalui proses seperti distilasi (penyulingan) atau pertukaran ion. Secara teknis, air ini sangat mirip dengan air murni, namun fokus utamanya adalah penghilangan total mineral.
Air jenis ini umumnya digunakan untuk kebutuhan industri atau laboratorium. Meskipun aman diminum, karena sifatnya yang "kosong" dari mineral, konsumsi jangka panjang air jenis ini dalam jumlah besar mungkin tidak ideal untuk memenuhi kebutuhan elektrolit harian tubuh.
Air alkali adalah air yang memiliki tingkat pH lebih tinggi (basa) daripada air minum biasa (pH netral sekitar 7). Air alkali biasanya memiliki pH 8 atau lebih tinggi.
Beberapa produsen mengklaim bahwa air alkali memiliki manfaat kesehatan, seperti menetralkan asam dalam tubuh. Klaim ini masih menjadi subjek perdebatan ilmiah yang berkelanjutan. Air alkali bisa berasal dari sumber alami yang memiliki kandungan mineral basa tinggi, atau air biasa yang ditingkatkan pH-nya melalui proses elektrolisis atau penambahan zat tertentu seperti bikarbonat.
Pemilihan jenis air minum dalam kemasan harus didasarkan pada kebutuhan spesifik:
Terlepas dari jenisnya, pastikan kemasan terdaftar resmi dan mematuhi standar kesehatan yang berlaku di negara Anda. Membaca label akan memberikan informasi penting mengenai sumber, proses pengolahan, dan kandungan mineral total terlarut (TDS) pada air yang Anda pilih.