Angka Romawi adalah sistem penomoran kuno yang berasal dari Roma kuno. Meskipun saat ini kita lebih sering menggunakan sistem bilangan Hindu-Arab (basis 10), angka Romawi masih sering dijumpai dalam penomoran bab buku, jam dinding, tahun film, dan penanda urutan penting. Memahami cara mengubah angka Romawi ke desimal adalah keterampilan dasar yang berguna.
Proses konversi bergantung pada pemahaman nilai dari setiap simbol dasar. Berikut adalah tujuh simbol utama yang membentuk seluruh sistem bilangan Romawi:
| Simbol Romawi | Nilai Desimal |
|---|---|
| I | 1 |
| V | 5 |
| X | 10 |
| L | 50 |
| C | 100 |
| D | 500 |
| M | 1000 |
Konversi angka Romawi menjadi nilai desimal didasarkan pada dua aturan sederhana namun krusial: Aturan Penjumlahan dan Aturan Pengurangan.
Jika simbol dengan nilai yang lebih besar diikuti oleh simbol dengan nilai yang sama atau lebih kecil, maka nilai-nilai tersebut dijumlahkan. Aturan ini berlaku untuk sebagian besar penulisan angka Romawi. Contohnya:
Ini adalah bagian yang sering membingungkan bagi pemula. Jika simbol dengan nilai yang lebih kecil mendahului simbol dengan nilai yang lebih besar, maka nilai yang lebih kecil tersebut harus dikurangkan dari nilai yang lebih besar. Namun, aturan ini hanya berlaku untuk kombinasi spesifik:
Contoh penerapan aturan pengurangan:
Untuk mengonversi angka Romawi yang kompleks, ikuti proses langkah demi langkah berikut:
Mari kita terapkan langkah-langkah ini pada angka Romawi MCMXCIV:
Jadi, MCMXCIV sama dengan 1994 dalam sistem desimal.
Sistem angka Romawi modern umumnya dibatasi hingga 3999 (MMMCMXCIX), karena tidak ada simbol standar untuk nilai 5000 atau lebih tinggi (meskipun garis di atas simbol, seperti $\overline{V}$, kadang digunakan untuk melambangkan perkalian seribu, ini jarang digunakan dalam konteks umum). Saat Anda menghadapi angka Romawi, ingatlah bahwa efisiensi perhitungan modern bergantung pada sistem desimal, menjadikan pemahaman konversi ini sebagai jembatan antara tradisi dan komputasi.